Saat ini ponsel seolah menjadi barang yang
tak terpisahkan dari kehidupan kita. Bahkan mungkin ponsel telah menjadi
sahabat sejati kita yang selalu menemani setiap aktivitas kita kapanpun dan
dimanapun. Peri makan ditemani ponsel, belajar ditemani ponsel atau bahkan saat
waktu tidur tiba kita seringkali masih disibukan dengan bermain ponsel.
Selama ini kita sering sekali mendengar
bahwa radiasi ponsel telepon genggam dapat menimbulkan efek samping yang
berbahaya bagi kesehatan manusia. Meski banyak kalangan yang meyakini kebenaran
tersebut, nyatanya tak sedikit pula para ilmuwan yang membantah pernyataan ini
dengan dalih belum ada penelitian yang cukup membuktikan kebenaran tersebut.
Namun, baru-baru ini penelitian dilakukan sebuah penelitian di Universitas
Yale, Amerika yang mana dalam penelitian tersebut mengungkapkan bahwa
penggunaan ponsel pada wanita hamil ternyata memang memiliki dampak buruk untuk
kesehatan janin dalam kandungannya.
Para peneliti bahkan menganjurkan para ibu
hamil untuk tidak meletakan ponselnya dalam saku di dekat perutnya, mengingat
bahaya radiasinya akan berpengaruh terhadap kesehatan sang janin. Selain itu,
ibu hamil juga dihimbau untuk tidak terlalu sering menggunakan ponselnya untuk
mengurangi resiko radiasi yang ditimbulkan.
Dampak yang ditimbulkan dari paparan
radiasi tersebut terhadap janin adalah dapat mempengaruhi perkembangan otak
bayi, menyebabkan gangguan memori (daya ingat), menimbulkan perasaan cemas,
gangguan perilaku pada bayi serta dapat menyebabkan hiperaktivitas pada bayi
nanti. Otak bayi masih lebih sensitif daripada otak orang dewasa. Paparan dari
radiasi yang mungkin tidak berdamak terlalu besar bagi orang dewasa, dapat
memberikan pengaruh cukup besar sehingga dapat mengganggu tumbuh kembang bayi
dalam kandungan. Terlebih lagi jika penggunaan ponsel ini seringkali ibu
operasikan maka radiasi tersebut akan semakin banyak diterima bayi.
Riset yang dilakukan oleh para peneliti
sebenarnya telah diuji coba pada tikus yang sedang mengandung. Dan diperoleh
hasil bahwa bayi tikus yang lahir ternyata mengalami masalah pada otak serta
perilakuknya. Adapun alasan para peneliti memilih tikus sebagai objek percobaan
adalah selain mudah dikembangbiakan, tikus dinilai memiliki kemiripan genetik
serta karakteristik biologis dengan yang ditemukan pada manusia. Selain itu,
banyak pula kondisi dan gejala-gejala tertentu pada manusia yang ternyata dapat
direplikasi pada tikus. Para peneliti mengungkapkan mesikipun riset tersebut
baru dilakukan sebatas pada hewan percobaan yakni tikus, namun mereka meyakini
akan kebenaran temuan ini.
Menurutnya, lebih dari itu hanya diperlukan
penelitian yang lebih mendalam lagi terhadap manusia untuk memahami seperti apa
mekanisme yang terjadi sampai paparan radiasi ponsel dapat berdampak buruk
terhadap kesehatan janin. Dibutuhkan pula tindakan kalkulasi mengenai batasan
paparan radiasi ponsel yang aman dan masih diperbolehkan untuk diterima ibu
hamil agar tidak mengganggu kesehatan janin yang dikandungnya.
Lantas bagaimana sebaiknya ibu hamil
menyikapi hal ini dengan lebih bijak?
- Jauhkan jangkauan ponsel dekat dengan tubuh, terutama sewaktu anda
menggunakan fasilitas bluetooth. Sebab ketika fasilitas ini nyala, maka
sejumlah paparan akan dipancarkan meskipun dalam level yang tidak terlalu
besar.
- Jangan biasakan meletakan ponsel dekat dengan anda sewaktu anda tidur,
khususnya pada daerah dekat dengan kepala. Tempatkanlah ponsel agak jauh
dari tubuh anda untuk mengurangi resiko bahaya yang mungkin terjadi.
- Akan jauh lebih bijaksana jika ibu hamil tidak terlalu sering
‘memainkan’ ponselnya. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan resiko serta
bahaya yang mungkin terjadi.
- Sebaiknya, gunakan ponsel sesuai dnegan kebutuhan dan matikan ponsel
jika sedang tidak digunakan. Selain itu, jangan letakan ponsel di daerah
dekat dengan perut, saku celana ataupun saku baju.
Dengan demikian, dimulai dari saat ini
akan lebih bijak jika ibu mulai memperhatikan pemakaian ponsel. Gunakanlah
sesuai kebutuhan dan matikan selagi tidak digunakan untuk meminimalisir dampak
bahaya yang mungkin ditimbulkan pada janin dalam kandungan.
Baca juga artikel yang tidak kalah menarik ini
0 komentar:
Post a Comment